Saturday, October 21, 2017

Cerita Terjemahan - (Starters #2) Enders

Terjemahan (Starters #2) Enders karya Lissa Price

cerita-terjemahan-starters-#2-enders-lissa-price

Bab 2
Bagian 1

Potongan kaca dan logam menghujani dari atas, memantul dari bawah. Aku memunggungi Starter yang berjongkok mengelilingiku, bertindak sebagai tameng, melindungiku. Kututup mata dan kusilangkan lengan untuk menutupi wajahku. Beberapa Ender berseru bahwa mereka terhantam.

Jeritan luka dan ketakutan datang dari semua penjuru, dan tak yakin kukatakan bahwa salah satunya datang dariku. Rasanya seperti bakal berlangsung selamanya, tapi mungkin saja itu hanya beberapa detik.

Akhirnya, hantaman dan dentuman mengerikan dari ledakan itu berakhir. Mall ini pun terdengar sunyi selama beberapa saat, seolah-olah semua orang sedang menahan nafas. Lalu, bersamaan menghela nafas, kebisingan dimulai lagi, agak teredam. Bunyi itu datang padaku dalam gema yang samar. Beberapa Enders mengerang kesakitan; beberapa Starter sesenggukan. Beberapa lainnya dengan putus asa memanggil ayah dan ibu mereka, yang tentu saja, sudah lama tiada, dari perang spora.

Kubuka mata. Starter yang melindungiku bersandar, memindai wajahku.

"Kau baik-baik saja," katanya. Dipalingkannya wajah untuk melihat sesuatu. "Tentara akan datang." Dia pun berdiri.

"Tunggu." Aku mulai bangkit.

"Kau akan bertemu aku lagi."

Saat aku berdiri, dia sudah pergi. Kukibas serpihan kaca di pakaianku.

Darah menandai punggung tanganku. Bagaimana bisa ini terjadi? Bagaimana si Pak Tua mengubah chip menjadi bom?

Tyler. Michael.

Tidak! Kumohon.

Kuarahkan diriku dan kutemukan toko sepatu itu persis di reruntuhan terburuk. Aku mulai berlari tapi tersandung puing-puingnya. Aku terus melangkah ke depan toko itu, dimana seorang penjaga baru selesai menutupi sisa tubuh Reece dengan jaketnya. Salah satu sepatunya—heel yang kukagumi itu—tergeletak di lantai, sedikit kaca berserakan di atasnya, seolah-olah sepatu Cinderella telah pecah.

Sepatuku sendiri berderak saat aku berhasil masuk ke dalam toko itu. Orang-orang duduk di bangku tempat mencoba sepatu. Yang terluka memegangi sapu tangan, handuk kertas, bahkan kaus kaki toko—yang masih berlabel—ditekankan ke kepala, wajah, dan lengan mereka.

Lalu aku menemukan Michael di belakang meja display yang ada di bagian belakang toko, tertunduk, dengan kepala yang menggantung rendah. Aku berlari menerobos toko itu untuk menghampirinya.

"Michael!"

Dia menengadah padaku dengan ekspresi lega. "Callie."

"Dimana Tyler?" jeritku.

Tyler bangkit, menampakkan dirinya dari balik konter. Sedikit goresan, namun baik-baik saja. Kuhampiri dan kupeluk dia.

"Apa yang terjadi?" tanyanya.

"Itu tadi ledakan," jawabku pelan.

"Tapi kenapa?" tanya Tyler.

Bisa kulihat kekhawatiran di matanya. Dia mungkin baik-baik saja secara fisik, tapi hal ini akan meninggalkan luka lain dalam dirinya.

"Kuharap aku tahu," ucapku.

* * *

No comments:

Post a Comment

COPYRIGHT © 2018 KUBUKA KAMUS | THEME BY RUMAH ES