Tuesday, August 29, 2017

Cerita Terjemahan - (Starters #2) Enders

Terjemahan (Starters #2) Enders karya Lissa Price

cerita-terjemahan-starters-#2-enders-lissa-price

Bab 1
Bagian 3

Kuseimbangkan ransel di atas bahu saat mendorong pintu samping kantor tak berpenghuni yang pernah jadi rumah buat Michael dan Tyler—dan Florina—saat aku sedang disewa. Aku melangkah menuju lobi dan melihat ke meja resepsionis, kosong seperti biasanya. Aku takkan pernah mengakuinya pada Michael, tapi jantungku masih berdetak kencang. Cepat. Kutahan nafas untuk mendengarkan sinyal bahaya apa pun. Aku akrab dengan tempat ini, tapi banyak hal yang berubah. Siapa yang tahu Starter macam apa yang sedang tinggal di sini?

Aku melangkah menuju meja resepsionis untuk memastikan bahwa tak seorang pun sedang bersembunyi, siap untuk menyerang. Tempat itu aman. Kuletakkan ransel di atas meja, kubuka resletingnya, dan kutarik selembar handuk. Saat mengelap meja, kudengar langkah kaki di belakangku. Sebelum aku sadar apa yang sedang terjadi, seseorang melesat dan menarik keseluruhan ransel.

"Hei!" teriakku.

Seorang Starter kecil yang gemuk berlari ke pintu keluar, sambil mencengkeram tasku. Beberapa roti isi bertumpahan dan jatuh ke atas lantai.

"Itu seharusnya buat semua orang, bocah sial!" pekikku.

Dia menerobos pintu. Aku takkan pernah bisa menyusul.

Aku lari berkeliling dari balik meja dan membungkuk untuk memungut makanan yang sudah jatuh. Kupegang roti isi itu saat seseorang menginjakku.

"Mundur." Dia seorang gadis Starter, mungkin setahun lebih tua dariku.

Gadis itu memegangi papan kayu seperti seorang pemukul, yang siap menyerang. Paku berkarat di ujung papan itu meyakinkanku untuk tidak melawan. Aku mengangguk. Diturunkannya kaki dari tanganku dan kutarik jauh.

"Ambillah," kataku, sambil mengangguk pada roti isi yang sudah hancur itu.

Diraihnya roti itu beserta dua lainnya yang ada di atas lantai. Digigitnya bungkusnya dan mulai dimakannya, dengan suara berisik. Kurus, dengan rambut pendek yang kotor, dia mungkin pernah jadi gadis kelas menengah. Sepertiku.

Aku pernah selapar itu sebelumnya, tapi tak seorang pun pernah datang ke bangunanku untuk memberi makan. Dan sekarang aku tahu kenapa.

Dia menelan. "Kau." Dia maju lebih dekat dan menyentuh rambutku. "Sangat bersih." Lalu dia memindai wajahku. "Sempurna. Kau pasti seorang Metal, 'kan?"

"Seorang apa?"

"Tahulah, Metal. Bagian dari orang-orang di bank tubuh. Kau punya chip di kepalamu." Digigitnya lagi roti itu, dikupasnya bungkusnya kali ini. "Bagaimana rasanya?" Dia mengitariku untuk melihat bagian belakang kepalaku.

Aku mengenakan pakaian paling sederhana yang bisa kutemukan di lemari cucunya Helena. Tapi tak bisa kusamarkan kulit, rambut berkilau, dan ciriku yang sempurna. Terlalu jelas bagi dunia ini bahwa aku sudah jadi semacam budak chip.

"Rasanya seperti seseorang memilikiku."

* * *

No comments:

Post a Comment

COPYRIGHT © 2018 KUBUKA KAMUS | THEME BY RUMAH ES