Friday, January 1, 2016

Terjemahan Buku - Replicating and Extending Previous Research

Jenis Buku: Nonfiksi
Bidang Kajian: Pendidikan

Terjemahan berikut adalah sedikit kutipan dari buku berjudul ... pada bab 2: Developing a Research Proposal.


Pengulangan dan Perluasan Penelitian Sebelumnya

Strategi lain untuk mengidentifikasi masalah penelitian adalah dengan mengulangi dan memperluas masalah yang telah diselidiki oleh peneliti lainnya. Dalam ilmu pengetahuan alam, studi yang penting selalu diulangi sebelum penemuan tersebut diterima oleh komunitas ilmuwan. Kebutuhan akan pengulangan penelitian tersebut bahkan lebih penting karena beberapa studi terkadang memiliki kelemahan dalam metodologi atau generalisasinya yang sangat terbatas. Oleh karena itulah, Anda mungkin dapat memberi sumbangsih yang berarti dengan mengulangi dan memperbaiki studi penelitian yang para peneliti lain telah adakan.

Kami tidak menganjurkan pengulangan yang sama persis sebagai proyek untuk disertasi Anda, bagaimana pun, komite disertasi umumnya berharap mahasiswa melakukan studi penelitian yang orisinil dalam beberapa hal. Oleh karena itu, Anda seharusnya memperluas studi untuk diulangi lewat cara yang signifikan. Berikut adalah beberapa tipe perluasan yang kemungkinan besar bermanfaat:

1. Untuk memeriksa penemuan dari studi “pemecahan”. Terkadang sebuah studi dilaporkan menghasilkan bukti yang baru dan mengejutkan, melaporkan penemuan yang bertentangan dengan penelitian sebelumnya, atau yang menantang teori yang biasanya diterima. Penelitian yang melibatkan pengulangan seperti studi tersebut berguna karena studi tersebut bantu mendukung atau tidak mengkonfirmasi validitas penemuan dan tafsiran mereka. Jika mendukung pengulangan, studi tersebut sering membuka area investigasi yang baru atau memiliki dampak besar pada praktik pendidikan.

Contoh pemecahan studi yang memiliki dampak besar pada komunitas pendidikan adalah yang diadakan oleh David Wiley dan Annegret Harnischfeger. Mereka menyimpulkan dari analisis data mereka bahwa perpanjangan tahun ajaran selama 10 hari, meningkatkan hari sekolah selama 6 jam, dan kenaikan kehadiran rata-rata harian sampai 95 persen akan menghasilkan pencapaian hasil belajar yang tinggi, termasuk 65 persen perolehan hasil belajar dalam pemahaman membaca dan 34 persen hasil belajar dalam matematika. Amat banyak kontroversi yang berkembang pada validitas penemuan Wiley dan Harnischfeger, hingga menciptakan situasi yang ideal untuk penelitian ulang. Salah satu studi pengulangan seperti itu diadakan oleh A. Daniels dan E. Haller. Analisis data Daniels dan Haller dari suatu sekolah menengah selama periode waktu 10 tahun memberi kesan bahwa hasil belajar matematika siswa secara negatif dipengaruhi oleh pertimbangan sekolah dalam pengurangan waktu kelas yang tersedia, namun hasil belajar bahasa Inggris dengan cara yang sama tidak terpengaruh. 

2. Untuk memeriksa validitas dari temuan penelitian lintas populasi yang berbeda. Studi penemuan yang tipikal dalam pendidikan melaksanakannya dengan sampel individu sedikit yang merepresentasikan populasi yang terbatas. Tanpa pengulangan, tingkat di mana penemuan dari studi tersebut diterapkan pada populasi lainnya tidak dapat diputuskan. Sebagai contoh, Charles Fisher dan koleganya mempelajari hubungan antara perilaku tertentu dari guru serta hasil belajar siswa kelas dua dan lima dalam matematika dan membaca. Para peneliti tersebut menemukan bahwa guna pemantauan akademis guru secara negatif berkaitan dengan hasil belajar membaca namun secara positif terkait dengan hasil belajar matematika. Mereka juga menemukan beberapa perilaku mengajar yang secara positif berkaitan dengan hasil belajar siswa kelas lima namun secara negatif berhubungan dengan hasil belajar siswa kelas dua.

Penemuan ini mendemonstrasikan bahaya dari generalisasi temuan penelitian lintas kondisi. Studi pengulangan penting untuk menemukan batas dari generalisasi. Seperti bukti yang mengakumulasikan tentang situasi di mana penemuan menyimpulkan dan di mana mereka tak melakukannya, bisa saja memungkinkan untuk mengembangkan sebuah teori guna menjelaskan pola tersebut. Sebagai contoh, Fisher menemukan sebuah situasi di mana pantauan akademis mempengaruhi pembelajaran dan sebuah situasi di mana hal ini tidak mempengaruhi. Dengan studi pengulangan lanjutan yang melintasi situasi berbeda, pola penemuan positif dan negatif mungkin mengembangkan sesuatu yang akan membantu kita memahami sifat dasar pantauan akademis dengan lebih baik. Pemahaman ini nantinya akan memandu pengembangan teori formal pantauan akademis atau untuk memperkuat teori yang telah ada.

3. Untuk memeriksa tren atau perubahan sepanjang waktu. Banyak hasil penelitian dalam ilmu pengetahuan alam yang bergantung pada keadaan sejarah. Jadi, penemuan penelitian yang valid 20 tahun lalu mungkin tidak valid di masa kini. Pengulangan adalah alat yang berguna untuk memeriksa penemuan terdahulu dan mengidentifikasi tren. Sebagai contoh, James Baumann, James Hoffman, Ann Duffy-Hester, dan Jennifer Ro mengadakan pengulangan yang memodifikasi studi di tahun 1963 tentang status mata pelajaran membaca di Sekolah Dasar umum Amerika Serikat. Mereka menemukan beberapa kesamaan. Sebagai contoh, guru di tahun 1960 dan dimasa kini memberikan pelajaran yang jelas dalam analisis suara dan juga melaporkan bahwa tantangan terbesar mereka adalah mengakomodasikan pembaca yang berusaha keras dan kurang berprestasi. Bagaimana pun, mereka juga menemukan beberapa perbedaan. Sebagai contoh, guru dimasa kini memiliki perspektif yang eklektik tentang pelajaran membaca dengan perbandingan kemampuan dasar kuat yang berdasarkan tekanan ditahun 1960, dan sekolah dan ruang kelas lebih merata dan lengkap dimasa kini. Berdasarkan penelitian tersebut, perubahan-perubahan yang ada menggambarkan sejumlah proses, namun tantangan dalam pelajaran membaca akan tetap ada. Studi pengulangan yang baru akan dibutuhkan beberapa tahun mendatang untuk menetapkan seberapa banyak tantangan tersebut dijumpai.

4. Untuk memeriksa penemuan penting dengan menggunakan metodologi yang berbeda. Di beberapa studi penelitian, kekuatan penemuan dikompromikan oleh kekurangan metodologisnya seperti penggunaan pengukuran yang menghasilkan skor dengan validitas dan reliabilitas yang lemah; intervensi eksperimental dari durasi yang terlalu singkat; atau variabel yang tak terkontrol. Jadi, penting untuk mengulangi studi menggunakan metodologi yang lebih baik. Hal ini ada dalam kasus studi penelitian perbedaan antara ahli dan guru musik baru di sekolah menengah oleh Thomas Goolsby. Bagaimana pun, ia tidak mengkontrol komposisi dari latihan band. Oleh karena itu, perbedaan yang diobservasi antara ahli dan guru baru dapat memiliki fungsi komposisi dari guru yang dipilih untuk latihan dibandingkan fungsi keahlian mengajarnya.

Dalam studi pengulangan, semua guru melatih komposisi band yang sama. Hingga, perbedaan apa pun yang diobservasi di antara ahli dan guru baru tak dapat dihubungkan dengan perbedaan di komposisi band yang dipilih untuk latihan. Penemuan dari studi pengulangan tersebut umumnya sama dengan dua studi sebelumnya, namun beberapa perbedaan yang menarik juga ditemukan. 

5. Untuk mengembangkan intervensi yang lebih efektif atau efisien. Para pendidik umumnya mencari program atau prosedur pengajaran yang lebih efektif dan efisien. Jadi, sekali para peneliti mendemonstrasikan bahwa sebuah program atau prosedur memiliki hasil yang menguntungkan, mereka atau peneliti lainnya sering melakukan pengulangan dan perluasan studi untuk menentukan apakah studi tersebut dapat diperbaiki lebih lanjut.

G.J Whitehurst dan yang lainnya (1988) mengajarkan para ibu teknik interaktif yang spesifik untuk digunakan saat membaca buku bergambar dengan anak usia dini mereka. Program intervensi ini, dinamakan membaca dialogis, yang menghasilkan efek besar pada perkembangan bahasa anak usia dini. Akan tetapi, biaya pelatihan secara satu persatu membatasi tersebarnya penggunaan teknik membaca dialogis. Dalam studi ini pengarang diarahkan untuk mengulangi dan memperluas hasil dari studi asli membaca dialogis dengan mengembangkan dan mengevaluasi paket latihan video tape yang murah untuk teknik membaca dialogis. Para ibu secara acak ditetapkan untuk tak menerima pelatihan, pelatihan langsung yang tradisional, ataupun pelatihan video tape. Hasil yang mendukung kesimpulan White hurst dan yang lainnya: Membaca dialogis memiliki efek yang manjur pada kemampuan bahasa anak dan menyatakan bahwa latihan video tape menyediakan biaya yang efektif, standarisasinya mengartikan pengimplementasian program.

Banyak intervensi pengajaran yang telah dikembangkan dan diuji dengan cara yang sama di bawah kondisi laboratorium tiruan. Pengulangan dan perluasan penelitian dibutuhkan untuk pengembangan dan pengujian lebih lanjut guna memastikan bahwa penelitian tersebut mudah dikerjakan, namun efektif dalam lingkungan kerja yang sesungguhnya.


---


Replicating and Extending Previous Research

Another strategy for identifying a research problem is to replicate and extend the study of a problem that was investigated by other researchers. In the physical science, important studies always are replicated before their findings are accepted by the scientific community. The need for replication is even more critical in education and other social science disciplines because studies often have weaknesses in methodology or very limited generalizability. Therefore, you might be able to make a valuable contribution by repeating, and improving upon, a research study that other researchers conducted. 

We do not advocate a literal replication as a project for your dissertation, however, dissertation committees generally expect students to carry out a research study that is original in some respect. Therefore, you should extend the study to be replicated in some significant way. The following are types of extensions that are likely to be worthwhile:

1. To check the findings of a “breakthrough” study. Occasionally a study is reported that produces new and surprising evidence, that reports findings which conflict with previous research, or that challenges a generally accepted theory. Research involving replication of such studies is useful because it helps support or disconfirm the validity of their findings and interpretation. If supported by replication, such studies often open up a new area of investigation or have a major impact upon educational practice.

An example of a breakthrough study that had a major impact on the educational community is one conducted by David Wiley and Annegret Harnischfeger. They concluded from their data analyses that lengthening the school year by 10 days, increasing the school day to six hours, and raising the average daily attendance to 95 percent would bring about major achievement gains, including a 65 percent gain in reading comprehension  and a 34 percent gain in mathematic achievement. Considerable controversy developed over the validity of Wiley and Harnischfeger’s findings, thus creating an ideal situation for replication research. One such replication study was conducted by A. Daniels and E. Haller. Daniels and Haller’s analysis of data from one high school over a 10-year period suggested that students mathematic achievement was negatively affected by the school’s deliberate reduction in the amount of available classroom time, but that English achievement was not similarly affected.

2. To check the validity of research findings across different populations. The typical research study in education is carried out with a small sample of individuals representing a limited population. Without replication, the degree to which the findings from that study apply to other populations cannot be determined. For example, Charles Fisher and his colleagues studied the relationship between specific teacher behaviors and the achievement of second-and fifth-grade student in mathematic and reading. These researchers found that teachers’ use of academic monitoring was negatively related to reading achievement but positively related to mathematics achievement. They also found several teaching behaviors that were positively related to the achievement of fifth-grade students but negatively related to second-grade achievement.

These findings demonstrate the hazards of generalizing research findings across settings. Replication studies are necessary to determine the limits of generalizability. As evidence accumulates about situations where the findings generalize and where they do not, it may be possible to develop a theory to explain the pattern. For example, Fisher found a situation where academic monitoring affected learning and a situation where it did not. With continued replication studies across different situation, a pattern of positive and negative findings might develop that would help us better understand the nature of academic monitoring. This understanding eventually could lead to the development of a formal theory of academic monitoring or the strengthening of an existing theory.

3. To check trends or change over time. Many research result in the social sciences depend on particular historical circumstances. Thus, research findings that were valid 20 years ago may be invalid today. Replication is a useful tool for checking earlier findings and identifying trends. For example, James Baumann, James Hoffman. Ann Duffy-Hester, and Jennifer Ro conducted a modified replication of a major 1963 study of the status of reading instruction in U.S public elementary school. They found some similarities. For example, teachers in both the 1960s and today provide explicit instruction in phonic analysis and also report that their greatest challenge is accommodating struggling and underachieving readers. However, they also found some differences. For example, today’s teachers have an eclectic perspective about reading instruction in contrast to the strong skill-based emphasis of the 1960s, and school and classroom libraries are more prevalent and better equipped now. According to the research, these changes represent a certain amount of progress, but challenges in reading instruction still remain. New replication studies will be needed in the years to come determine how well these challenges have been met.

4. To check important findings using different methodology. In any research study the soundness of the findings might be compromised by methodological flaws such as the use of measures that yield scores having weak validity or reliability; experimental interventions of too brief duration; or uncontrolled variables. Thus, it is important to replicate studies using better methodology. This was the case in Thomas Goolsby’s research study of differences between expert and novice music teachers at the middle-and high-school level. Goolsby  had conducted two previous studies of expert and novice music teachers to determine how they rehearsed  students to play a band composition. However, he had not controlled for the band rehearsed. Therefore, observed differences between expert and novice teachers could have been a function of the composition the teachers selected for rehearsal rather than a function of their teaching expertise.

In the replication study, all teachers rehearsed the same band composition. Thus, any observed differences between expert and novice teachers could not be attributed to differences in the band composition that was selected for rehearsal.  The findings of the replication study generally were similar to the two previous studies, but several interesting disparities were also found.  

5. To develop more effective or efficient interventions. Educators continually are searching for more effective and efficient versions of instructional programs or procedures. Thus, once researches have demonstrated that a program or procedure has beneficial out comes, they or other researchers often do replication and-extension studies to determine whether it can be further improved. This was the case in a study conducted by David Arnold and his colleagues. The abstract of the published article explains the replication-and extension process.

G. I. Whitehurst et al. (1988) taught mothers specific interactive techniques to use when reading picture books with their preschool-age children. This intervention program, called dialogic reading, produced substantial effects on preschool children’s language development. However, the costs of one-on-one training limit the widespread use of dialogic reading techniques. In this study the authors aimed to replicate and extend the results of the original study of dialogic reading by developing and evaluating an inexpensive videotape training package for teaching dialogic reading techniques. Mothers were randomly assigned to receive no training, traditional direct training, or videotape training. Result  supported the conclusions of  Whitehurst et al; dialogic reading had powerful effects on children’s language skills and indicated that videotape training provided a cost-effective, standardized means of implementing the program.

Many instructional interventions have been developed and tested under similarly artificial laboratory conditions. Replication and extension research is needed to further develop and test them to ensure that they are feasible, yet effective in actual work settings.

No comments:

Post a Comment

COPYRIGHT © 2018 KUBUKA KAMUS | THEME BY RUMAH ES